Kata-Kata Indah

Friday, 19 July 2013

Fakta Yang Perlu Anda Tahu Tentang Ular



Ular adalah reptilia tidak berkaki, berdarah sejuk yang berkait rapat dengan mengkarung (lizard), yang berkongsi aturan biologi Squamata(Kategori reptilia). Sub-aturan ular ialah Serpentes. Terdapat juga beberapa mengkarung tidak berkaki yang kelihatan seperti ular, tetapi tidak berkait dengan ular. Peminat ular dikenali sebagai ofiofilia, takut akan ular dikenali sebagai “ofidiofobia” (bahasa Inggeris: snakephobia). Pakar ular dikenali sebagai ahli ofiofilia (bahasa Inggeris: ophiologist).
Dalam bahasa Inggeris, sinonim kuno bagi ular adalah serpent; dalam kegunaan moden ini merujuk kepada ular mistik atau simbolik, dan maklumat mengenai haiwan sedemikian boleh didapati di bawah simbol ular. Rencana ini berkaitan biologi ular.

Habitat dan Makanan
Ular merupakan salah satu reptilia yang paling popular berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlanda dan Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub.
Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya tinggal di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain hidup akuatik atau semi-akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut.
Ular memangsa berbagai jenis haiwan yang lebih kecil dari tubuhnya. Ular-ular perairan memangsa ikan, katak, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, katak, jenis-jenis reptilia yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia.
Ular memakan mangsanya bulat-bulat bermaksud, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.
Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa minit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.
Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari.
Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.
Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.
Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).

Ular dan Manusia


Dalam kitab-kitab suci, ular kebanyakan dianggap sebagai musuh manusia. Dalam Alkitab (Perjanjian Lama) diceritakan bahwa Iblis menjelma dalam bentuk ular, dan membujuk Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari Taman Eden. Dalam kisah Mahabharata, Kresna kecil sebagai penjelmaan Dewa Wisnu mengalahkan ular berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu Hadits Rasulullah saw. pun ada anjuran untuk membunuh ‘ular hitam yang masuk/berada di dalam rumah’.
Anggapan-anggapan ini, bagaimanapun, turut berpengaruh dan menjadikan kebanyakan orang merasa benci, jika bukan takut, kepada ular. Meskipun sesungguhnya ketakutan itu kurang beralasan, atau lebih disebabkan oleh kurangnya pengetahuan orang umumnya terhadap sifat-sifat dan bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh ular. Pada kenyataannya, kes gigitan ular –apalagi yang sampai menyebabkan kematian– sangat jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan kes kecelakaan di jalan raya, atau kasus kematian (oleh penyakit) akibat gigitan nyamuk.
Pada pihak yang lain, ular pun telah ratusan atau ribuan tahun dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh manusia. Ular kobra yang amat berbisa dan ular sanca pembelit kerap digunakan dalam pertunjukan-pertunjukan keberanian. Empedu, darah dan daging beberapa jenis ular dianggap sebagai obat berkhasiat tinggi, terutama di China dan daerah Timur lainnya. Sementara itu kulit beberapa jenis ular memiliki nilai yang tinggi sebagai bahan perhiasan, sepatu dan tas. Seperti halnya biawak, kulit ular (terutama ular sanca, ular karung, dan ular anakonda) yang diperdagangkan di seluruh dunia mencapai ratusan ribu hingga jutaan helai kulit mentah pertahun.
Dalam kenyataannya, ular justru kini semakin punah akibat aneka penangkapan, pembunuhan yang tidak berdasar, serta kerusakan habitat dan lingkungan hidupnya. Ular-ular yang dulu turut serta berperan dalam mengontrol populasi tikus di sawah dan kebun, kini umumnya telah habis atau menyusut jumlahnya. Maka tidak heran, di tempat-tempat yang sawah dan padinya rusak dilanda serangan tikus.
Ular tidak memiliki daun telinga dan gendang telinga, tidak mempunya keistimewaan ada ketajaman indera mata maupun telinga. Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat gerakan disekelilingnya, sayangnya ia tidak dapat memfokuskan pandangnnya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat.
Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat menangkap getaran langkah manusia atau binatang lainnya.
Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai thermosensorik (sensor panas) – organ ini biasa disebut ceruk atau organ Jacobson. Ular juga dapat mengetahui perubahan suhu karena kedatangan mahluk lainnya, contohnya ular tanah memiliki ceruk yang peka sekali.
Manusia sebenarnya tidak usah takut pada ular karena ular sendiri yang sebenarnya takut pada manusia. Ular tidak dapat mengejar manusia, gerakannya yang lambat bukan tandingan manusia. Rata rata ular bergerak sekitar 1,6 km per jam, jenis tercepat adalah ular mambaa di Afrika yang boleh lari dengan kecepatan 11 km per jam. Sedangkan manusia, sebagai perbandingan, dapat berlari antara 16-24 km per jam.

Macam-macam Ular
Ular ada yang berbisa (memiliki racun, venom/venomous), namun banyak pula yang tidak. Akan tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia. Lagipula, umumnya ular pergi menghindar bila bertemu orang.
Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca, tidak berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi bisanya tidak kuat. Ular-ular yang berbisa kuat di biasanya termasuk ke dalam salah satu Jenis ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.), Hydrophiidae (ular-ular laut), dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan).

Jenis-Jenis Ular
1. Ular Kapak
  • Ular Kapak Bakau (Trimeresurus purpureomaculatus)
  • Ular Kapak Bodoh (Malayan Pit Viper) (Calloselasma rhodostoma)
  • Ular Kapak Gunung
  • Ular Kapak Hidung Pipeh
  • Ular Kapak Hijau
  • Ular Kapak Sumatra
  • Ular Kapak Tokong
2. Ular Katam
  • Ular Katam Belang
  • Ular Katam Kepala Merah
  • Ular Katam Tebu
3. Ular Sawa
  • Ular Sawa Darah
4. Ular Tedung
  • Ular Tedung Hitam
  • Ular Tedung Selar (Ophiophagus hannah)
  • Ular Tedung Senduk
5. Ular Orok-Orok
  • Ular Orok-Orok berlian timur
  • Ular Orok-Orok Timber
Tambahan
  • Ular Senduk (Naja naja)
  • Ular Laut (Anhydrina schistosa)
  • Ular Katam Tebu Kuning (Bungarus fasciatus)
  • Ular Katam Tebu Putih (Bungarus candidus)
  • Ular siput (Pareas carinatus)
  • Ular-air pelangi (Enhydris enhydris)
  • Ular kadut belang (Homalopsis buccata)
  • Ular cecak (Lycodon capucinus)
  • Ular gadung (Ahaetulla prasina)
  • Ular cincin mas (Boiga dendrophila)
  • Ular terbang (Chrysopelea paradisi)
  • Ular tambang (Dendrelaphis pictus)
  • Ular birang (Oligodon octolineatus)
  • Ular tikus atau ular jali (Ptyas korros)
  • Ular babi (Elaphe flavolineata)
  • Ular serasah (Sibynophis geminatus)
  • Ular sapi (Zaocys carinatus)
  • Ular picung (Rhabdophis subminiata)
  • Ular kisik (Xenochrophis vittatus)
Jenis Elapidae
  • Ular cabai (Maticora intestinalis)
  • Ular weling (Bungarus candidus)
  • Ular sendok (Naja spp.)
  • Ular king-cobra (Ophiophagus hannah)
Jenis Viperidae
  • Ular bandotan puspo (Vipera russelli)
  • Ular tanah (Calloselasma rhodostoma)
  • Ular bangkai laut (Trimeresurus albola
Fakta Menarik Tentang Ular
  • Ular tidak boleh mendengar seperti kita, mereka hanya mampu merasakan getaran disekitar mereka bukan mendengar sejelas yang kita dengar
  • Penglihatan ular lebih seperti sensor panas
  • Lidah ular berfungsi sebagai hidung dan mata kepadanya
  • Ular sangat membenci garam, karena garam membuat permukaan lidah mereka mengalami gangguan.
  • Ular suka berjemur dikawasan yang panas untuk memanaskan badannya.
  • Beberapa jenis ular bisa bertahan hidup sampai berbulan-bulan tanpa makan. Terutama pada ular besar, seperti pada jenis Anakonda dan Piton. Ular makan makanan yang sangat besar (kurang lebih ukurannya hampir setara dengan ukuran tubuhnya), dan mereka memiliki metabolisme yang jauh lebih lambat dari pada manusia. Hal inilah yang menjelaskan mengapa mereka dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang tanpa makan.
  • Ular Afrika pemakan telur (berasal dari genus Dasypeltis) lebih memilih memakan telur sebagai makan malam. Mereka akan menelan seluruh telurnya, dan menggunakan “paku” kecil dan memanjangkan bagian internal dari tulang belakang untuk memecahkan cangkang telur dan menelan cairan yang penuh dengan nutrisi. Terakhir, cangkang telur yang tidak dapat dicerna dimuntahkannya.
  • Kerangka ular terdiri dari banyak tulang kecil yang saling terhubung dengan fleksibel. Mereka seluruhnya berbeda dengan kerangka manusia, yang tulangnya sangat padat. Hal ini yang bisa membuat mereka melebarkan rahang dan kepala supaya dapat menelan mangsa mereka yang lebih besar dari pada kepala mereka. Ular pada umumnya dapat menelan katak yang dua kali lebih besar dari kepalanya. Ular yang besar seperti Anakonda mampu melebarkan rahangnya hampir  melebihi batas kemampuan.
  • Sisik pada semua ular terbuat dari keratin, yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan rambut dan kuku jari pada manusia.
  • Ular mengelupas kulitnya mengikut tingkat pertumbuhan. Ular muda lebih sering mengelupas kulit karena mereka tumbuh dengan cepat selama 2 tahun pertama dalam hidupnya. Sedangkan ular yang lebih tua sedikit mengelupaskan kulitnya karena pertumbuhan tubuhnya mulai melambat.
  • Spesies ular terpanjang di dunia adalah Piton, yang panjangnya 10 meter. Sementara Piton tumbuh memanjang, Anakonda mungkin adalah ular yang terbesar. Anakonda adalah ular yang bertubuh besar dan beratnya bisa lebih dari 150 kilogram.
  • Sementara Piton dan Anakonda adalah ular paling besar, King Cobra adalah ular berbisa terbesar. Mereka dapat tumbuh sampai sepanjang 18 kaki (6 meter) dan beratnya bisa lebih dari 10 kilogram.
  • Kebanyakan spesies ular bertelur. Tapi sekitar satu dari lima semua ular membawa ular muda disampingnya. Ular Rattle (derik) dan Boa sebagai contohnya
Sumber

No comments:

Post a Comment